Peluang dan Tantangan Pemberlakuan Undang-Undang No. 23 Pasal 22 Tahun 2011 Tentang Zakat Sebagai Pengurang Pajak Penghasilan
Abstract
The obligation to pay zakat and the obligation to pay taxes for Muslims causes double charges or double burdens so that it will make it difficult for property owners and cause counterproductive effects. As a solution so that zakat must not be exposed to a double burden, the government issued a regulation, namely Law Number 23 of 2011 article 22 concerning zakat as a deduction from income tax. The purpose of this study is as one of the socialization efforts to muzakki on zakat as an income tax deduction and provide a positive perception of zakat and tax management. The methods used are qualitative approaches with the type of field research (field research) and data analysis using qualitative descriptive methods. From the results of research and analysis on zakat regulations as income tax deductions cannot be implemented, because there is no cooperation between BAZNAS and Primary Tax even though there is clearly a law regulating it. The lack of socialization carried out by BAZNAS makes the muzakki unaware of the law on zakat as an income tax deduction and there are still many muzakki handing over their zakat directly to those who are entitled to receive it because the reach is easier.
References
Didin Hafidhuddin, et al. (2008). The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara. UIN Malang Press.
Gustian Djuanda. (2006). Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan. PT Raja Grafindo Persada.
Hidayat, T. (2013). Menimbang Pemikiran Masdar Farid Mas’Udi Tentang Double Taxs (Zakat Dan Pajak). Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 4(2).
Ibnu Fajarudin. (2019). Kontribusi Zakat Sebagai Pendapatan Negara Dan Instrumen Penerimaan Pajak (Studi Interpretif). Paradigma Accountancy, 2(1).
Jaringan, D. P. dan P. K. S. (Puskas) B. (2016). OUTLOOK ZAKAT INDONESIA 2017. Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). https://www.puskasbaznas.com/images/outlook/OUTLOOK_ZAKAT_2017_PUSKASBAZNAS.pdf
Lexy J. Moleong. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad Daud Ali. (2006). Sistem Ekonomi Islam, Cetakan 1. Raja Grafindo Persada.
Qadir, A. R. (1998). Zakat Dalam Dimensi Mahdhah Dan Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Ridwan, M. (2016). Zakat Vs Pajak: Studi Perbandingan Di Beberapa Negara Muslim. ZISWAF : Jurnal Zakat dan Wakaf, 1(1), 1–22.
Ugi Suharto. (2004). Keuangan Publik Islam: Reinterpretasi Zakat dan Pajak. Pusat Studi Zakat.
Widyaningsih, A. (2013). Hukum Pajak dan Perpajakan: dengan Pendekatan Mind Map. Alfabeta.
Yani Ahmad. (2004). Seri Praktis Perpajakan. Kencana.
Yusuf Qardawi. (1999). Hukum Zakat. PT Pustaka Mizan.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-6/PJ/2011 tentang Pelaksanaan Pembayaran dan Pembuatan Bukti Pembayaran atas Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib uang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2010 tentang Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Republik Indonesia, Undang-Undang No.23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pajak.
Republik Indonesia, Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.